PDM Kota Magelang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Magelang
.: Home > Berita > KORUPSI KELAS KAKAP BANYAK TIDAK DIUNGKAP

Homepage

KORUPSI KELAS KAKAP BANYAK TIDAK DIUNGKAP

Kamis, 23-04-2015
Dibaca: 1098

 

 

Magelang, (19/4/2015). Korupsi merupakan penyakit akut yang menggrogoti mental elit dinegeri ini. Tidak hanya itu, penyakit ini pun sudah mulai menjangkiti mental semua pemimpin dari tingkat pusat hingga tingkat RT. Keadaan ini membuat rasa kritis Pemuda Muhammadiyah Kota Magelang dengan mendirikan Pesantren Anti Korupsi. Harapannya dengan adanya pesantren ini masyarakat bisa bergabung sehingga sedikit demi sedikit paradigma korup bisa semakin terkikis oleh kesadaran masyarakat tentang bahaya korupsi.

Dalam diskusi berseri perdana tersebut, dihadiri oleh Ir. Tjatur Sapto Edy, MT (Anggota Komisi III DPR RI) dengan tema “Road Map Pemberantasan korupsi Di Indonesia”. Tema ini nampak menarik ketika Tjatur mulai memaparkan sejarah munculnya Road Map tersebut di KPK. “Pemberantasan korupsi di Indonesia ini memang sudah berjalan, namun perlu dikatahui bahwa segudang berita yang media tampilkan itu hanya segelintir maling-maling negri kelas teri. Para rampok kelas kakap nampaknya aman-aman saja karena sejatinya pemilik media ini adalah rampok-rampok kelas kakap. Jadi tidak mungkin kalau para gembong rampok asset negara itu di ekspos dimedia mereka”. Ujar Tjatur. Nampaknya memang benar apa yang dilontarkan Tjatur dalama acara diskusi tersebut. Jika para maling-maling kelas teri di tangkap, sudah seharusnya pejabat elit ini sadar bahwa negri ini tiap hari digrogoti oleh para koruptor yang bukan lagi kelas teri.

Zuhron (Ketua PDPM) menjelaskan bahwa dibentuknya pesantren anti korupsi ini tujuannya adalah menyadarkan masyarakat akan pentingnya bahaya budaya korupsi. Pesantren ini bukan seperti LSM yang sifatnya mengadvokasi masalah-masalah korupsi, namun membentuk para santrinya untuk  sadar akan bahaya budaya korupsi. Harapannya dapat melahirkan para folentir (relawan) yang siap mengkapannyekan akan bahaya budaya korupsi.


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website