PDM Kota Magelang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Magelang
.: Home > Artikel

Homepage

WASPADALAH TERHADAP KEMUNAFIKAN

.: Home > Artikel > PDM
03 September 2021 23:20 WIB
Dibaca: 530
Penulis : Drs. Yatino (Sekretaris PDM Kota Magelang)

Golongan munafik adalah musuh nyata yang sangat membahayakan umat Islam. Oleh sebab itu, keberadaan mereka di tubuh umat ini harus segera diungkap. Strategi-strategi mereka dalam menghancurkan persatuan umat harus segera dibongkar...
 
Golongan munafik adalah segolongan manusia yang menampakkan wajah Islam namun menyembunyikan kekafiran. Golongan munafik pada aslinya bukanlah golongan orang-orang mukmin. Semua pencitraan yang dilakukan oleh orang-orang munafik membawa misi membuat kerusakan, fitnah, mengacaukan serta memperburuk citra Islam dan kaum muslimin.
 
Syaikh Abdul Aziz bin Marzuq ath-Thuraifi fakkallahu asrah mengatakan,
 
“Allah Azza wa Jalla menyebut golongan munafik di dalam al-Qur'an lebih banyak dari menyebut kaum Yahudi, sebab golongan munafik menggunakan perantara-perantara syar’i untuk menghancurkan prinsip dasar Islam. Keberadaan mereka tersamarkan dari khalayak.”
 
Golongan munafik adalah kawanan yang berbahaya. Bahaya yang mereka ciptakan lebih berbahaya dari bahaya yang diciptakan musuh yang memiliki wujud yang jelas. Oleh sebab itu, Allah Azza wa Jalla menyebut mereka dengan “Mereka adalah musuh, maka berhati-hatilah,” Allah ‘azza wajalla tidak menyebut mereka dengan “Mereka adalah bagian dari musuh.”
 
Allah ‘azza wajalla berfirman,
 
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
 
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 9) 
 
Allah ‘azza wajalla telah mengungkap banyak sifat munafik di banyak tempat dalam al-Quran. Sifat-sifat munafik yang ditunjukkan oleh Allah ‘azza wajalla inilah yang dapat dijadikan acuan bagi orang mukmin untuk mendeteksi keberadaan mereka di balik persembunyiannya di dalam tubuh barisan kaum muslimin...
 
Golongan munafik sejatinya sama sekali tidak memiliki keberanian mental untuk menunjukkan wujud asli mereka di hadapan orang mukmin. Mereka juga tidak memiliki kemampuan untuk menunjukkan kemurnian keimanan mereka, jika mereka bersikukuh mengaku beriman. Mereka tidak akan pernah mau terang-terangan jika mereka sebenarnya sangat mengingkari kebenaran...
 
Mengapa bisa demikian? Sebab dalam hati golongan munafik terdapat penyakit. Sejatinnya hati mereka sakit sehingga mereka menyimpang dari jalan iman...
 
Allah ‘azza wajalla berfirman,
 
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
 
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 10) 
 
Golongan nunafik adalah perusak yang mengaku sebagai pembawa perbaikan. Padahal sebenarnya mereka itulah golongan yang selalu melakukan aktivitas perusakan di muka bumi ini. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghancur-leburkan tiap gagasan-gagasan kebaikan...
 
Dan anehnya, setelah mereka menyelesaikan program-program penghancuran tersebut, dengan bangga dan tanpa merasa bersalah mereka mendeklarasikan diri sebagai golongan yang membawa perubahan yang menebar kebaikan...
 
Allah Azza wa Jalla berfirman,
 
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
 
“Dan bila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’. Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan’.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 11) 
 
Fenomena pihak-pihak yang secara lantang mengaku-aku sebagai sang pembawa perbaikan, mengaku-aku sebagai pahlawan revolusi perbaikan masyarakat, sebagai tokoh pembangunan negara, padahal secara nyata dan fakta mereka yang mengaku-aku ini sebenarnya adalah pihak perusak yang harus bertanggung jawab atas kerusakan akibat perbuatan mereka...
 
Allah Azza wa Jalla dengan sangat tegas membongkar karakter kemunafikan, mereka ini dengan argumentasi final; merekalah sebenarnya sang perusak tatanan kehidupan manusia dan alam ini! Merekalah golongan yang sebenarnya sedang memerangi proyek amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kebaikan, memerangi kemungkaran) yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman!
 
Allah Azza wa Jalla berfirman,
 
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ
 
“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 12)
 
Allah Azza wa Jalla berfirman,
 
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
 
“Apabila dikatakan kepada mereka: ‘Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman’. Mereka menjawab: ‘Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?’ Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 13)
 
Saudaraku,
Golongan kaum munafik adalah manipulator dan ahli konspirasi. Golongan munafik memang dikenal sebagai manusia yang paling licik dalam membuat siasat. Segala bentuk sifat kekejian, kedzaliman, pengecut, busuk, dan kotor melekat pada diri mereka. Mereka memasang wajah palsu sesuai dengan situasi dan kondisi yang menguntungkan...
 
Jika mereka sedang berada di tengah kerumunan orang beriman, mereka mengenakan topeng keimanan hingga tampak samar perbedaan antara kemunafikan mereka dengan umat beriman. Mereka baru akan membuka topeng wajah ketika berada di tengah kerumunan orang-orang kafir dan setan-setan berwujud manusia yang notabene adalah kawan seperjuangan mereka...
 
Allah Azza wa Jalla berfiman,
 
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
 
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: ‘Kami telah beriman’. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 14) 
 
Akan tetapi, Allah Azza wa Jalla menghadapi mereka dengan ancaman mengerikan yang dapat mengguncang eksistensi mereka sehingga mereka menjadi kehilangan arah dan terpukul. Jalan yang telah mereka pilih sejatinya adalah jalan yang menambah parah kesesatan dan permusuhan mereka terhadap umat beriman...
 
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَىٰ فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
 
“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 16) 
 
Bukankah mereka ini adalah segolongan manusia yang menyukai jalan kemunafikan yang mereka tempuh? Bukankah sebenarnya keimanan telah berada di depan mata mereka? Bukankah petunjuk Allah Azza wa Jalla telah nyata di sekeliling mereka?
 
Namun, karena mereka lebih memilih jalan kemunafikan, maka mereka merasakan sensasi kesesatan jalan yang mereka pilih sendiri...
 
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ
 
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 17) 
 
Dan akhirnya, mereka menanggung hukuman berupa guncangan hati, kesesatan pikiran, dan kebingungan menjalani kehidupan...
 
Allah Azza wa Jalla berfirman,
 
أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ ۚ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ
 
“Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 19) 
 
Mereka pun akhirnya juga harus menanggung kegelapan dan kebutaan penglihatan dan bashirah,
 
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
 
“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” 
 
(QS. Al-Baqarah: 20) 
 
Golongan munafik paling senang berkhianat, di permukaan telah membuat janji dengan Allah Azza wa Jalla untuk melaksanakan berbagai amal kebaikan, berkomitmen untuk melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla, namun karena para pengkhianat janji itu hatinya hampa, akalnya kosong, dan setan-setan telah berhasil menjajah diri mereka, akhirnya dengan begitu mudahnya mereka berkhianat terhadap perjanjian yang telah mereka buat dengan Allah Azza wa Jalla...
 
Allah Azza wa Jalla berfirman,
 
وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ
 
“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih.” 
 
(QS. At-Taubah: 75)
 
فَلَمَّا آتَاهُمْ مِنْ فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ
 
“Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).” 
 
(QS. At-Taubah: 76)
 
فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقاً فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُوا اللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُوا يَكَذِبُونَ
 
“Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.” 
 
(QS. At-Taubah: 77)
 
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjauhkan diri dari kemunafikan untuk meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.
 
Wallahua'lam bishawab

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website