PDM Kota Magelang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Magelang
.: Home > Buletin Al-Hikmah

Homepage

BERSEGERALAH BERBUAT KEBAIKAN SEBELUM DATANG MUSIBAH

 

Oleh: Atiningsih, S.Pd.
Kepala SMK Muhammadiyah Kota Magelang

 

Assalamu’allaikum Warrahmatullahi Wabarrakaatuh.

Bapak/Ibu yang dirahmati Allah, sudah lebih dari 1 tahun, sejak 2 Maret 2020 Pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia tak luput pula Negara Kita tercinta Indonesia.

Hampir setiap hari Kita mendengar Saudara/Teman/Kerabat yang terpapar Covid-19 ada yang dengan gelaja ringan, sedang ataupun berat dan bahkan tidak sedikit yang meninggal dunia. Boleh dibilang bahwa pandemi 19 ini merupakan Musibah

Marilah sebagai seorang muslim Kita harus percaya Bahwa Musibah ini datang dari Allah Swt., dan karena Allah lah suatu saat nanti Pandemi ini akan berakhir..Aamiin Yaa Robb

Meskipun demikian marilah tetap Kita taati aturan yang sudah ada.

Hikmah dibalik semua kejadian saat ini sebagai seorang Muslim marilah untuk berbuat kebaikan/amal sholeh yang lebih banyak di tengah-tengah Pandemi ini. Inilah satunya Kita menunjukan simpati Kita pada Saudara/Tetangga/Kerabat yang menderita musibah.

Meskipun akibat dari Pandemi ini seluruh sektor mengalami kemunduran, baik itu Sektor Ekonomi, Pendidikan dll. Sebagai seorang Guru Saya sangat berprihatin sekali sudah lama dunia Pendidikan di non-aktifkan tidak boleh bertatap muka. Hampir setiap hari Kita selalu mendengarkan keluh kesah dari Orang Tua, Siswa, dan juga dari para Guru sendiri.

Apalagi Pandemi Covid-19 gelombang 2 (dua) ini yang menelan banyak korban, Sekolah semakin tidak diperkenankan untuk tatap muka. Tiap-tiap daerah terbagi dalam Level-level. Dan Kota Magelang termasuk Level IV dimana PPKM diperpanjang dan diperpanjang.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah, janganlah Kita berputus asa, tetaplah melakukan kebaikan di masa-masa yang sulit ini walaupun hanya sebesar Dzarrah, Insya’Allah mendapat balasan dari Allah Swt.,;

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَه ,وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥُۥ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Az-Zalzalah: 7 – 8)

 

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

“Sesungguhnya Allah tidak mendzalimi meskipun seberat dzarrah.” (QS. an-Nisa: 40)

Disaat-saat inilah marilah berlomba-lomba dalam Kebaikan

Allah Ta’ala berfirman,

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S Al-Baqarah : 148 )


Maksud ayat ini kata Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin adalah jadilah yang nomor satu dalam melakukan kebaikan. (Syarh Riyadhus Sholihin 2 : 6).

Kandungan dalam ayat di atas adalah:

1.      Setiap umat mempunyai kiblat/syariat atau aturan masing-masing. Bagi umat Islam kiblatnya adalah Ka’bah sebagai pusat menghadap ketika shalat.

2.      Kaum muslimin hendaknya giat beribadah, beramal, bekerja, dan berlomba-lomba dalam kebaikan.

3.      Pada hari Kiamat nanti Allah Swt., akan mengumpulkan setiap umat manusia.  Pada saat itu, manusia akan diadili dengan seadil-adilnya tentang perbuatan yang mereka lakukan ketika di dunia. Manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka kerjakan.  Pada saat itu pula akan diketahui siapa di antara mereka yang paling benar dan paling baik amalnya.

 

Begitu juga Allah Ta’ala berfirman,

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133).

Quraish Shihab menyatakan dalam Tafsir al-Misbah bahwa ayat itu mengandung pesan untuk meningkatkan upaya dalam menjalankan ketakwaan. Jika ayat-ayat yang lain sekadar menerangkan agar menjalankan yang wajib dan meninggalkan yang haram, maka ayat ini lebih menekankan pada peningkatan dengan cara berkompetisi. Kata “bersegeralah kamu” sebagai ketergesaan seseroang untuk meraih ampunan dan berlomba mencapai surga.

 

Bersegeralah Melakukan Kebaikan Sebelum Datang Musibah

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim No. 118).

Hadits ini berisi perintah untuk bersegera melakukan amalan sholih. Yang disebut amalan sholih adalah jika memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas pada Allah dan mengikuti tuntunan Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Jika tidak memenuhi syarat ini, suatu amalan tidaklah diterima di sisi Allah.

Dalam hadits ini dikabarkan bahwa akan datang fitnah seperti potongan malam. Artinya fitnah tersebut tidak terlihat. Ketika itu manusia tidak tahu ke manakah mesti berjalan. Ia tidak tahu di manakah tempat keluar.

Fitnah boleh jadi karena syubhat (racun pemikiran), boleh jadi timbul dari syahwat (dorongan hawa nafsu untuk bermaksiat).

Fitnah di atas itu diibaratkan dengan potongan malam yang sekali lagi tidak diketahui. Sehingga seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman dan sore harinya dalam keadaan kafir. Dalam satu hari, bayangkanlah ada yang bisa demikian. Atau ia di sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi harinya kafir. Mereka bisa menjadi kafir karena menjual agamanya.

Bagaimanakah bisa menjual agama? Menjual agama yang dimaksud di sini adalah menukar agama dengan harta, kekuasaan, kedudukan atau bahkan dengan perempuan.

Berikut adalah firman Allah tentang Fitnah:

وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقَاتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤء

Artinya: Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir. (Q.S. Al-Baqarah : 191)

 

Pelajaran lainnya dari tulisan ini adalah:

1.      Wajibnya berpegang teguh dengan agama.

2.      Bersegera dalam amalan sholih sebelum datang cobaan yang merubah keadaan.

3.      Fitnah akhir zaman begitu menyesatkan. Satu fitnah datang dan akan berlanjut pada fitnah berikutnya.

4.      Pandemi Covid-19 ini boleh dibilang penuh dengan Fitnah semua saling curiga, berkurangnya Sillaturrohmi.

5.      Jika seseorang punya kesempatan untuk melakukan satu kebaikan, maka segeralah melakukannya, jangan menunda. Meskipun dalam keadaan serba kekurangan, karena berbuat baik tidak perlu menunggu seseorang serba berlebihan.

 

Wassalamu’alaikum Warrahmatullohi Wabarakaatuh

|<<< 2 3 4 >>>|

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website